BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem
peredaran darah di dalam tubuh manusia secara garis besar terbagi menjadi tiga
yaitu jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe. Pembuluh darah terbagi atas
tiga bagian yaitu pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Pembuluh darah
berfungsi sebagai sistem transportasi darah di dalam tubuh yang membawa darah
dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung. Oleh karena itu,
kelainan- kelainan (penyumbatan, penyempitan, dan kelainan bawaan) yang terjadi
akibat yang fatal.
Radiologi
sebagai cabang ilmu kedokteran yang berperan sebagai penunjang diagnosa dapat
memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan pembuluh darah menggunakan teknik
angiografi. Angiografi adalah pemeriksaan radiologi sistem pembuluh darah
dengan menggunakan bahan kontras positif.
Pemeriksaan
angiografi pertama kali dilakukan oleh dua orang peneliti, yaitu Hascheck dan
Lindenthal yang menyuntikkan emulsi kapur Teichman’s mixture ke dalam pembuluh
darah seseorang yang mengalami amputasi tangan. Tetapi penemuan ini kurang
berkembang karena memiliki resiko yang tinggi. Pada tahun 1920 para peneliti
menggunakan sodium iodide sebagai bahan kontras untuk ekstremitas bawah.
Pemeriksaan
angiografi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu arteriografi dan
venografi. Pemeriksaan arteriografi femoralis merupakan salah satu pemeriksaan
arteriografi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat anatomi dan fisiologi
pembuluh arteri ekstremitas bawah. Teknik pemeriksaan Arteriografi Femoralis
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu punksi langsung dan punksi tidak
langsung. Mengingat tingkat kesulitan dan resiko yang sangat besar pada teknik
punksi langsung maka teknik punksi tidak langsung banyak diterapkan pada
pemeriksaan Angiografi Femoralis. Teknik ini dikenal dengan teknik Kateterisasi
Seldinger dengan menggunakan baja penuntun (guide wire) sebagai
perantara yang dimasukkan melalui Arteri Femoralis, lalu dimasukkan kateter
yang tipis, kuat, dan lentur. Teknik inilah yang banyak dilakukan dalam
pemeriksaan Angiografi Femoralis.
2. Tujuan Penulisan
- Untuk
mengetahui teknik pemeriksaan Arteriografi Femoralis dengan benar
- Untuk
menambah wawasan yang lebih luas tentang Arteriografi Femoralis
3. Ruang Lingkup
- Pengertian
- Tujuan
- Anatomi
dan Fisiologi
- Indikasi
pemeriksaan
- Alat- alat
yang digunakan
- Teknik
pemeriksaan
- Teknik Pengambilan gambar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Arteriografi
femoralis yaitu “pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan pembuluh arteri
pada ekstremitas bawah dengan memasukkan kontras media positif”. ( Glenda J.
Bryan ).
2. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan
Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan anatomi dan patologi dari hip joint
sampai dengan kaki.
3. Anatomi dan Fisiologi
Pembuluh darah
merupakan salah satu sistem peredaran didalam tubuh manusia. Pembuluh darah
terdiri atas tiga bagian yaitu pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Pembuluh darah arteri berfungsi membawa darah yang kaya oksigen dan zat makanan
ke seluruh tubuh. Dinding pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan yaitu
lapisan terluar yang disebut tunika advensia. Terdiri atas jaring
2. Tujuan Penulisan
- Untuk
mengetahui teknik pemeriksaan Arteriografi Femoralis dengan benar
- Untuk
menambah wawasan yang lebih luas tentang Arteriografi Femoralis
3. Ruang Lingkup
- Pengertian
- Tujuan
- Anatomi
dan Fisiologi
- Indikasi
pemeriksaan
- Alat- alat
yang digunakan
- Teknik
pemeriksaan
- Teknik
Pengambilan gambar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Arteriografi
femoralis yaitu “pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan pembuluh arteri
pada ekstremitas bawah dengan memasukkan kontras media positif”. ( Glenda J.
Bryan ).
2. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan
Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan anatomi dan patologi dari hip joint
sampai dengan kaki.
3. Anatomi dan Fisiologi
Pembuluh darah
merupakan salah satu sistem peredaran didalam tubuh manusia. Pembuluh darah
terdiri atas tiga bagian yaitu pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Pembuluh darah arteri berfungsi membawa darah yang kaya oksigen dan zat makanan
ke seluruh tubuh. Dinding pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan yaitu
lapisan terluar yang disebut tunika advensia. Terdiri atas jaringan yang
fibrus, lapisan tengah yang berotot elastis yang disebut tunika media, dan
lapisan paling dalam yang endothelial disebut tunika intima.
Arteri
femoralis merupkan arteri utama yang menyuplai darah ke ekstremitas bawah.
Arteri ini dimulai dari arteri iliaka eksterna yang merupakan cabang dari
arteri iliaka komunis. Arteri femoralis berjalan dari ligamen inguinal inferior
kemudian turun ke bagian anterior paha melalui celah pada otot adductor magnus.
Pada daerah lipat paha terdiri dari arteri iliaka circumflex superficial,
arteri epigastrik inferior superficial, dan arteri genetal externa superficial.
Pada daerah sepertiga os femur, kira-kira 3-5 cm dibawah ligamen inguinal
terdapat cabang arteri yang disebut arteri femoralis profunda yang banyak
memberikan percabangannya pada otot-otot paha.
Gambar Arteri Femoralis sampai Pedis
Arteri poplitea adalah lanjutan dari arteri femoralis
pada adductor hiatus yang berjalan melalui rongga popliteal dibelakang sendi
lutut dan berakhir pad abatas bawah muskulus popliteal. Arteri ini berada pada
fossa popliteal dan nervus medial popliteal. Arteri popliteal mengeluarkan
cabang-cabangnya pada otot, sendi lutut, dan bercabang menjadi arteri tibia
anterior dan arteri tibia posterior.
Arteri tibia anterior timbul pada bifurcatio arteri
popliteal. Arteri tibia anterior mengalir ke arah anterior antara dua caput
tibia posterior di atas bagian depan tungkai. Arteri ini kemudian muncul ke
permukaan (superficial) pada bagian atas kaki antara tendon extensor hallucis
longi dan tibia anterior. Aliran arteri tibia anterior dapat ditunjukkan dengan
menggambarkan pada garis bagian depan caput fibula ketitik tengah antara dua
maleolus.
Arteri tibia
posterior adalah cabang arteri popliteal yang berjalan ke bawah pada bagian
posterior tungkai kedalam gastro enemius dan otot-otot solei. Di bawah mata
kaki, arteri tibia posterior kira-kira 2,5 cm dibawah otot popliteal distal.
Arteri ini berjalan ke bawah sepanjang crista medial os fibula sampai bagian
anterior tungkai.
Arteria
dorsalis pedis adalah lanjutan dari arteri tibia posterior. Arteri ini berjalan
sepanjang daerah medial kaki ke dasar os metatarsal satu dan dua untuk
bergabung dengan arcus plantar, sebelum meninggalkan dorsal, arteri ini bercabang
menjadi arteri arcuata yang cabang-cabangnya memperdarahi jari kedua sampai
kelima.
Arteri plantar
merupakan medial cabang dari arteri tibia posterior. Arteri ini berjalan
sepanjang telapak kaki medial dan bercabang kejari utama dan jari keempat. Arteri
plantar lateral adalah cabang arteri tibia posterior.
4. Indikasi Pemeriksaan
- Arterosklerosis
Obliterans
Disebabkan oleh oklusi kronis pada arteri. Penimbunan
lemak dan jaringan fibrosa dalam arteri secara progresif mempersempit lumen
arteri sehingga jumlah darah yang mengalir ke jaringan yang terletak diluar
lesi berkurang.
- Aneurisma
Pelebaran
pembuluh arteri. Aneurisma dapat terjadi pada aorta atau cabang arteri perifer.
- Trauma
Arteri
Biasanya
disebabkan oleh luka yang cukup luas pada jaringan lunak, fraktur,
dll.
- Arteriovenosus
Malformasi
Penyakit ini
biasanya ditandai dengan pembesaran pada tungkai. Malformasi terdiri atas tiga
jenis yaitu hubungan langsung antara arteri dan vena pada arteriola, malformasi
yang timbul pada kapiler dan malformasi pada vena.
- Artritis
Peradangan yang
terjadi pada pembuluh darah arteri.
- Neoplasma
Pertumbuhan
jaringan baru yang abnormal, seperti tumor.
5. Kontra Indikasi
- Alergi
terhadap kontras media
- Kelainan
jantung
6. Kontras Media
Conray 280 (
Glenda J. Bryan )
Kontras media yang digunakan berjenis water soluble
organik iodine compounds dengan konsentrasi bahan antara 50% sampai 76%. Jumlah
kontras media yang dipunksi sebanyak 20 ml sampai 30 ml untuk satu proyeksi
arteriografi femoralis dengan kecepatan penyuntikan 8 sampai ml/s dan 40 ml- 60
ml untuk proyeksi bilateral dengan kecepatan penyuntikan mencapai 10 sampai 15
ml/s.
6. Alat dan Bahan yang Digunakan
- Bahan
Steril
- Jarum
arteriogram
- Adaptor
- Spuit 50
ml sebanyak 2 buah
- Spuit 10
ml sebanyak 1 buah
- Spuit 2
ml sebanyak 1 buah
- Drawing
up canula
- Kateter
- Sponge
forceps
- Mangkuk
pelembab 2 buah
- Gallipot
- Kasa
- Handuk
- Baju
pasien
6.2 Bahan
Unsteril
- Pembersih
kulit
- Ampuls
Kontras Media
- Saline
- Jarum
Disposable
- Pembuka
Ampuls
- Lokal
Anestesi ( Omnopone atau Scopolamine )
7. Teknik Pemeriksaan
Pemeriksaan
Arteriografi Femoralis dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
7.1. Persiapan
Pasien
- Pasen
harus dirawat terlebih dahulu
* Pasien puasa kurang lebih 5 jam
sebelum dimulainya pemeriksaan.
- Mencukur
rambut pada daerah yang akan dilakukan punksi ( pada daerah inguinal atau
lipatan paha dan pubis ).
- Pasien
diwajibkan mixie sebelum pemeriksaan dimulai.
- Premedikasi
Pemasukan bahan
kontras ke dalam pembuluh darah akan menyebabkan rasa sakit selama pemeriksaan
dilakukan, sehingga diperlukan premedikasi untuk mengurangi rasa sakit
tersebut. Jika dilakukan anastesi lokal maka harus diberikan omnopon dan
scopolamine.
- Posisi
Pasien
- Pasien
diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan jari-jari kaki diputar
30° ke dalam.
- Kedua tumit
sedikit dijauhkan agar mudah untuk diputar.
- Variasi
posisi pasien juga dapat dilakukan untuk mendukung penglihatan yang lebih
baik pada daerah poplitea dan cabang-cabangnya.
7.4. Metode
Pemasukan Bahan Kontras
- Penyuntikan
secara langsung (direct puncture)
Common femoral artery kanan merupakan arteri yang
paling sering dijadikan akses puncture oleh karena lumen yang cukup besar,
pulsasi yang teraba lebih superficial, terdapat caput femoris di bagian
profunda sehingga mudah dilakukan penekanan arteri untuk menghindari hematoma
dan komplikasi lebih lanjut.
- Kateterisasi
teknik seldinger
Pada
pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah anestesi lokal
pada daerah lipat paha (inguinal) dengan jarum no.18. Bila canul telah berada
di dalam lumen arteri, maka dimasukkan guide wire melalui jarum seldinger ke
dalam lumen arteri. Pemasukkan guide wire dilakukan di bawah kontrol
fluoroskopi dan diarahkan ke bifurkartio aorta abdominalis ( lumbal dua atau
lumbal tiga ). Kemudian jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan dan
hati-hati agar guide wire tidak tercabut. Daerah punksi ditekan agar tidak
terjadi hematom. Kateter dimasukkan melalui guide wire sampai ke daerah
pembuluh yang dikehendaki dibawah kontrol fluoroskopi. Guide wire dicabut
selanjutnya dimasukkan bahan kontras (tes kontras) ke dalam kateter untuk
melihat apakah kateter sudah berada didalam pembuluh darah yang diinginkan.
7.5. Perawatan
Pasien
- Pada akhir
pemeriksaan kateter dan introduccer sheet dicabut.
- Tekan
bekas suntikan sampai pendarahan berhenti.
- Setelah
terjadi pendarahan, bekas punksi diberi plester.
- Pasien bed
rest selama 24 jam dan harus tetap dikontrol tekanan darah dan nadi selam
15 menit selama 4 jam pertama dan setelahnya dilakukan 4 jam sekali selama
24 jam.
- Suhu tubu
dan denyut nadi dicatat tiap 4 jam sekali selama 24 jam setelah
pemeriksaan arteriografi femoralis.
- Setelah 24
jam, plester pada daerah bekas punksi bisa dilepas.
Contoh hasil gambaran Arteriografi
Femoralis
8. Teknik Pengambilan Gambar
Pengambilan gambar dapat dilakukan dengan teknik single
film atau dengan serial film. Setiap teknik yang digunakan dibutuhkan teknik
khusus tertentu, yaitu :
- Single
Film Technique
- Menggunakan
film ukuran besar yaitu ukuran 35 cm x 43 cm.
- Membutuhkan
dua kali penyuntikan kontras yang masing-masing digunakan untuk
menggambarkan arteri femoralis dan arteri tibia sampai dorsalia.
b. Serial Film
Technique
- Menggunakan
film ukuran 35 cm x 35 cm.
- Membutuhkan
peralatan yang mempunyai variasi kecepatan pergantian film, termasuk rol
film, cut film, dan kaset charger yang berkemampuan dua eksposi dalam satu
menit.
- Hanya
memerlukan satu kali penyuntikan bahan kontras
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Teknik pemeriksaan Radiography Arteriography Femoralis
merupakan pemeriksaan yang memeriksa Arteri-arteri yang terdapat pada hip joint
sampai dengan pedis.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat penyakit-penyakit
dengan klinis Arterosklerosis Obliterans, Aneorisma, Trauma, Malformasi
Arterivenous. Kontras media yang digunakan berjenis water soluble organic
iodine compounds. Pemeriksaan Arteriografi Femoralis dilakukan dengan beberapa
tahap yaitu:
1. Persiapan pasien
2. Premedikasi
3. Posisi pasien
4. Metode pemasukan bahan kontras
Yaitu dengan direct puncture dan kateterisasi sel dinger
5. Perawatan pasien.
Teknik
pengambilan gambar pada pemeriksaan Ateriografi Femoralis ada dua yaitu :
single film technique dan serial film technique.
2. Saran
Pemeriksaan
arteriografi femoralis dalam prakteknya dibutuhkan ketelitian dari para dokter
dan radiografer. Karena arteri femoralis ini merupakan salah satu pembululuh
darah yang mempunyai fungsi penting di dalam tubuh kita. Sehingga, diharapkan
teknik pemeriksaan ini dapat berjalan dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Ballinger W. Phillip, Radiographic Position and
Radiologic Procedures, Sixty Edition, The C.V. Mosby Company, Londin, 1986.
Clark, K.C, MBE, FSR, Positioning in Radiography, Volume
Two, Ninty Edition, William He Ineman LTD, london, 1947.
Snopek, Albert Michael, Fundamental of Spatial Radiographic
Procedures, Second Edition, W.B. Saunders Company, 1942.
www.google.com