MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif.  

         Dan berdasarkan dari pengertian secara fisis, MRI adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi, yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,03 – 3 Tesla (1 tesla = 10000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.

Sejarah MRI 
       diawali dengan adanya pandangan tentang pemikiran  tentang interaksi atom dengan gelombang elektromagnet.Observasi dimulai pada tahun 1924 terhadap inti atom yang berputar dan mempunyai medan magnet, pada saat tersebut Pauli mendemonstrasikan adanya putaran halus pada spectrum atom.Pada tahun 1946 Felix Boch dan Edward Purcell menemukan adanya gelombang frekwensi pada nukleus yang berputar serta dapat menimbulkan sinyal gelombang radio. Penemuan ini merupakan cikal bakal MRI yang pada saat itu disebut NMR ( Nukleus Magnetic Resonance ) Pada tahun 1967 Jasper John berhasil melakukan  pengukuran sinyal NMR pada hewan.
      Tahun 1971 Raymond Damadian berhasil melakukan pengukura NMR untuk membedakan jaringan normal dengan jaringan abnormal pada hewan.
        Tahun 1974 Paul C. Lauterbur dan Sir Peter Mansfield  Mendiskusikan dalam symposium internasional tentang Kemungkinan alat NMR dapat dipergunakan untuk  Diagnostik yang gambarnya dapat dicetak pada sebuah bidang film yang pada akhirnya disebut dengan istilah  MRI ( Magnetic Resonance Imaging ).

           Pada dasarnya MRI merupakan penggambaran atom hidrogen yang merupakan paling banyak 
mendominasi jaringan jaringan biologi tetapi mempunyai momen dipol magnetik yang kuat sehingga akan menghasilkan konsentrasi yang besar dan memiliki kekuat,yang dihasilkan 1000x lebih besar dari lainnya, sehingga atom inilah yang digunakan sebagai sumber sinyal dalam pencitraan MRI Jika spinning ( pergerakan presisi pada sumbu) diletakkan dalam medan magnet eksternal yang sangat kuat, maka akan dihasilkan suatu orientasi proton yang diserahkan dengan medan magnet  atau berlawanan. Ini menyebabkan jumlah populasi proton atom H yang searah dengan medan magnet external  > dibandingkan yang berlawanan, sehingga terbentuk suatu nilai magnetisasi yang berada dalam kondisi kesetimbangan Mo yang dikenal pula magnetisasi longitudinal atau magnetisasi searah sumbu z.

            Ini juga perlu diketahui bahwa proton individual tidak berorentiasi pada sumbu z, tetapi pada dirinya sendiri.Kecepatan atau frekuensi presisi proton atam H tergantung pada kuat medan magnet yang diberikan pada jaringan.Semakin besar kuat medan magnet semakin cepat prsesi proton dan frekuensi presisi yang tergantung pada kuat medan magnet yang disebut frekuensi Larmor yang mengikuti persamaan.


Cara Kerja MRI
Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan dengan menggunakan medan magnet yang berkekuatan tinggi.
Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.
Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung yang mengelilingi pasien.
Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot.

Instrumen Dasar Pesawat MRI
1. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut ; 
Permanent Magnet  0.3 T, 40 ton.

Resistive Magnet 0.3 T, 14 ton.

Superconducting Magnet  0.5 – 7 T ( 15 T ).   

2. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu  :
Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal
Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal
Gradien koil Z , untuk membuat citra potongan aksial

Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik;


Coronal orientasi : (dari bagian belakang ke arah depan tubuh)
Saggital orientasi : (dari bagian kiri ke arah kanan tubuh)
Axial orientasi : irisan dari bagian atas ke arah bagian bawah tubuh

3. Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi serta mendeteksi sinyal 
4. Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua komponen alat MRI dan menyim-pan memori beberapa citra.
5. Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent atau untuk menyimpan citra 

                Pencitraan resonansi magnetik atau lazim nya disebut dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) awalnya disebut dengan NMR ( Nuclear Magnetic Resonance ) hal ini disebabkan dasar pencitraannya bersumber pada pemanfaatan into atom ( Nucleus ) positif ( Proton ) yang berinteraksi dengan gelombang radio dalam medan magnet yang kuat.
              MRI sangat berkembang dengan pesat karena selain mampu menyajikan informasi diagnostik dengan tingkat akurasi yang tinggi juga bersifat non-invasive (non traumatis), tidak ada bahaya radiasi (radiation hazard), dan menghasilkan gambaran-gambaran organ dari berbagai irisan (Multi planar) tanpa memanipulasi tubuh pasien.
               Misalnya: cairan/fluid collection seperti  cairan  pleural effusion, ascites , kista, abses akan tampak hipointens  pada T1WI  dan hiperintens pada T2WI . Jaringan lemak tampak hiperintens pada T1 maupun T2WI . 
Penyengatan /enhancement post kontras hanya berefek pada  T1WI, karena itu post kontras selalu  dibuat T1WI. 
          Diantara jaringan lunak yang mengandung banyak lemak seperti pada muskuloskeletal , leher dan abdomen, post kontras yang terbaik adalah dibuat T1WI fat sat. MRI tidak dapat mengukur densitas dengan H.U.seperti pada CT scan, maka lesi yang mengandung lemak harus dibuat pemeriksaan dengan fat sat untuk membuktikan bahwa lesinya adalah lemak.
T1SE utamanya untuk morfologi-anatomy
T2SE melihat lesi ,melihat kelainan.
Kontras GdDTPA kasus tumor,infeksi/abses.
           Fat sat  untuk memperjelas lesi diantara jaringan lemak disekitarnya. Dengan post kontras  fat sat, biasanya lesi yang enhanced menjadi putih dan menonjol diantara jaringan lemak yang relatif hitam.

Terminologi MRI
Signal intensity adalah gambaran  yang memberi warna  hitam-putih pada  MRI.  Dikenal :
signal hiperintens =signal  putih
signal hipointens = signal  hitam
signal  isointens = signal  abu abu sama dengan soft tissue (jaringan lunak /otot)  yang normal.
Perubahan signal intensity tergantung pada pemilihan sequence  :T1 dan T2 weighted image (WI): SE, GRE,IR, FAT SAT dsb.      


















Anonim
31 Januari 2022 pukul 17.16

Sands Casino: Play at the best gaming, luxury and gaming destination in
The most luxurious casino deccasino hotel 온카지노 on earth! septcasino The Sands Resort & Casino features world-class casino gaming, live entertainment,

Copyright © Catatan Radiologi Template Design by RzaaL 1306