TEKNIK
PEMERIKSAAN ARTERIOGRAFI THORACAL + ABDOMINAL
DI
RSPAD GATOT SOEBROTO
Aortografi Abdominalis
1. Latar Belakang
Pemeriksaan aortografi abdominalis adalah pemeriksaan pada aorta abdomen dengan
menggunakan bahan kontras media. Pemasukan bahan kontras media dilakukan dengan
teknik katerisasi melalui arteri femoralis menggunakan pesawat fluoroscopy
untuk melihat jalannya kontras media masuk ke dalam aorta abdomen.
Pemeriksaan ini dilakukan apabila ada kelainan-kelainan pada aorta abdomen
seperti adanya penyumbatan pada pembuluh aorta ataupun pembuluh arteri. Pemeriksaan
ini memerlukan waktu sehingga pasien harus siap dengan persetujuan untuk
melakukan pemeriksaan aorta abdominalis secara indirect puncture.
2. Tujuan
Adapun tujuan adalah untuk mengetahui bagaimana teknik dari
pemeriksaan aorta abdomen, persiapan pasien serta jalannya pemeriksaan.
3.Pembahasan
Anatomi
dan Fisiologi
Aorta abdominalis dimulai dari vertebrae thorakalis XII. Arteri seliaka
(coeliaca) timbul tepat di bawah diafragma dan bercabang menjadi tiga cabang
yaitu arteri hepatica untuk melayani hati, arteri gastrika untuk melayani
lambung dan arteri lienalis untuk melayani limpa.
Arteri mesentrika superior dan anterior mesentrika inferior untuk melayani
peredaran darah pada usus dan mesentrika, anterior renalis sinistra dan arteri
renalis dextra untuk melayani peredaran darah pada ginjal, arteri testikunalis
untuk melayani peredaran darah pada testis pria dan arteri ovarium untuk
melayani peredaran darah pada ovarium wanita.
Di depan vertebrae lumbalis VI, aorta abdomen bercabang menjadi arteri iliaca
sinistra dan arteri iliaca dextra. Peredaran ini lokasinya agak sedikit
inferior dan kearah kiri dari pusat tubuh. dan kemudian bercabang lagi menjadi
arteri iliaca internal sinistra dan arteri iliaca interna dextra, dan arteri
externa sinistra dan arteri externa dextra. Arteri interna masuk ke pelvis
untuk melayani peredaran darah organ yang ada di dalam pelvis, sedangkan arteri
externa masuk ke arteri femoralis dan externa bawah untuk melayani peredaran
darah anggota gerak bawah.
Pengertian
Pemeriksaan
Pemeriksaan aortografi abdominalis dengan indirect puncture
adalah pemeriksaan pada pembuluh aorta abdomen dengan menggunakan bahan kontras
yang dimasukkan dengan cateter melalui arteri femoralis secara retrograde.
Tujuan
Pemeriksaan
Bertujuan untuk mendiagnosa penyakit pada aorta abdomen atau
melihat adakah kelainan-kelainan yang terdapat pada pembuluh aorta abdomen atau
disekitarnya.
Indikasi
Pemeriksaan
-
Aneurisma ( Pembesaran pemb. Darah
arteri ),
-
Oklusi ( Penyumbatan ),
-
Stenosis ( Penyempitan ),
-
AVM ( Arteri Vena Malformation ),
-
Trauma, Tumor, dll.
1.
Aneurisma adalah sebuah pelebaran yang dapat tampak sebagai pembengkakkan yang
berbentuk jala bila seluruh lingkaran arteri terkena atau pembengkakkan berupa
kantong bila pada suatu bagian dindingnya terdapat kelemahan.
2.
Embolisasi adalah adanya bekuan darah yang bergerak di dalam sirkulasi dan yang
terjepit di dalam pembuluh darah kecil.
3.
Thrombosis ialah gumpalan bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah di tempat
terjadinya.
4.
Aterosklerosis adalah kelainan progresif yang sering mengenai arteri anggota gerak
bawah dan menyebabkan pemucatan, rasa baal dan sakit.
Kontra
Indikasi
·
Pasien alergi terhadap bahan kontras.
·
Adanya pendarahan.
·
Kegagalan ginjal moderat.
Alat
dan Bahan
-
Pesawat sinar x atau C – arm
-
Seat introducer.
-
Guide wire 0,32.
-
Catheter Simmons atau Yashiro 5 Fr.
-
Jarum suntik anastesi.
-
Larutan desinfektan atau Betadine.
-
Lidocain (untuk anastesi).
-
Media kontras visipaque dengan dosis
30 – 40 cc ( sudah di campur dengan Nacl.
-
Outomatic injection.
-
Anestesi local.
-
Marker.
Persiapan
Pemeriksaan
·
Pasien harus mengisi inform concern.
·
Memeriksa ureum dan kreatinin.
Teknik
Pemeriksaan
1.
Buat foto pendahuluan abdomen dengan pasien posisi supine.
2.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan pasien yang sudah di anestesi local atau
umum. Yang dilakukan anestesi umum untuk orang dewasa dan yang anestesi local
untuk anak kecil.
3.
Jarum khusus dimasukkan ke arah satu arteri infemoral dengan kawat pemandu yang
flexible yang ditempatkan mengikuti arah jarum dan kemudian dikeluarkan.
4.
Dan posisi kateter diperiksa di bawah control layar monitor atau dengan
menggunakan fluoroscopy.
5.
Jika posisi kateter telah sesuai, kemudian suntikkan kontras media sebanyak
20-30cc.
6.
Pemasukan bahan kontras secara manual atau dengan penyuntikkan yang bertekanan
agar penyuntikkan dapat berjalan dengan baik dan cepat.
7.
Terdapat tiga gambaran abdominal aortografi yang digunakan dalam metode
retrograde melalui suntikkan yaitu pada waktu ½ detik kemudian 3 detik dan 7
detik.
Pasca
Prosedur
Hal yang harus dilakukan adalah periksa hemostatis,
istirahat atau tidur selama 6 jam dan pantau penyuntikkan denyut nadi.
Masalah
Umum dan Komplikasi
·
Komplikasi indicuate opasifikasi dari arteri symptomatic region.
·
Komplikasi tempat suntik seperti diseksi dan hematoma.
·
Thrombosis arteri femoralis atau iliac.
Dengan
Kateterisasi
1.
Cateter dengan ujung timbal dimasukkan ke dalam arteri femoral dan melalui
aorta sampai pada level yang dibutuhkan.
2.
Foto pendahuluan dibuat untuk mengetahui posisi dari ujung timbale sebelum
penyuntikkan local dilakukan.
3.
Cara pemeriksaannya sama seperti dengan retrograde hanya saja pemeriksaan ini
menggunakan kateter.
Kesimpulan
Pada pemeriksaan ini pasien harus mengikuti
prosedur-prosedur dari persiapan pemeriksaan. Adapun pada pemeriksaan
aortografi abdominalis (indirect puncture) memerlukan waktu yang lama.
Kelebihan pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran secara
jelas dari pembuluh aorta abdomen. Dan adapun kelemahannya adalah pemeriksaan
ini sangat terasa sakit untuk pasien karena pemasukan bahan kontras media
melalui arteri femoralis yang sangat tidak efesien.
TEKNIK PEMERIKSAAN ARTERIOGGRAFI
ABDOMINALIS
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh
darah aorta abdominalis.
|
Tujuan
|
Menggambarkan
anatomi pembuluh darah sesuai pemeriksaan diatas
|
Indikasi
|
·
Penyakit oklusi vaskuler
·
Persiapan kateterisasi selektif
·
Pemetaan aneurisma
·
Persiapan pembedahan intraabdomen (revaskularisasi aorta-ekstermitas)
|
Alat
|
Kateter
pigtail 5 Fr, 60 cm
Guidewire
standar
|
Pemberian kontras
|
Konsentrasi
Yodium 350 mg I/ml, dosis 15-25 ml/det, volume total 45-80 ml
|
Prosedur
|
Dengan tuntunan guidewire dan
teknik fluoroscaopy ujung kateter diletakan sedikit diatas trunkus celiacus
(vertebra torakal 12), posisi AP dan lateral
|
Penilaian
|
Pembuluh darah yang diperiksa
dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2
jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja radiologi Intervensional
|
Unit Yang Mengerjakan
|
Pokja radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
Aortografi Thoracal
Landasan
Teori
Aneurisma Aorta
merupakan dilatasi dinding aorta yang sifatnya patologis, terlokalisasi, dan
permanen (irreversible).
Dinding aorta
yang mengalami aneurisma lebih lemah daripada dinding aorta yang normal. Oleh
karena itu, karena tekanan yang begitu besar dari darah menyebabkan dinding
aorta menjadi melebar.
Aneurisma Aorta
dapat dibagi berdasarkan morfologi dan lokasinya. Menurut morfologinya, aneurisma
aorta dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Fusiform aortic aneurysm :
bentuknya lebih baik, dilatasinya simetris pada sekeliling dinding aorta, dan
bentuknya lebih sering ditemukan.
2. Saccular aortic aneurysm :
berbentuk seperti kantong yang menonjol keluar dan berhubungan dengan dinding
aorta melalui leher yang sempit.
3. Pseudoaneurysm or false aortic
aneurysm : merupakan akumulasi darah ekstravaskuler disertai disrupsi
ketiga lapisan pembuluh darah. Dindingnya merupakan trombus dan jaringan yang
berdekatan.
Berdasarkan
lokasinya, aneurisma aorta dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Abdominal aortic aneurysm (AAA)
: lokasinya pada aorta abdominalis, biasanya mulai dari bawah arteri renalis
dan meluas ke bifurkasio aorta, kadang-kadang melibatkan arteri iliaka.
Aneurisma ini jarang meluas ke atas arteri renalis untuk melibatkan
cabang-cabang viseral mayor aorta.
2. Thoracic aortic aneurysm
(AAT) : lokasinya pada aorta toraks, bagian-bagian yang mengalami pelebaran
biasanya pada ascending aorta di atap katup aorta, aortic arch,
dan descending thoracic aorta di luar arteri subklavia kiri.
Epidemiologi
Thoracic aortic aneurysm lebih jarang terjadi daripada
aneurisma pada aorta abdominalis. Aneurisma ini lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada wanita (5:1) dan jarang terjadi pada pasien yang umurnya
kurang dari 50 tahun. Biasanya aorta desendens paling sering terserang.
Etiologi
Selain itu thoracic aortic aneurysm juga disebabkan
oleh congenital defect pada dinding aorta, hipertensi, merokok, infeksi,
dan trauma dada. Trauma dada biasanya pada kecelakaan kendaraan bermotor, dapat
menyebabkan ruptur tunika intima dan media aorta desendens pada ligamentum
arteriosus. Ligamentum arteriosus mengikat aorta pada suatu titik tertentu,
sehingga pada saat laju kendaraan berhenti mendadak, struktur-struktur dalam
toraks masih bergerak ke depan, sedangkan aorta yang diikat oleh ligamentum
arteriosus tetap pada tempatnya, hal ini dapat menyebabkan terjadinya robekan
pada tunika-tunika pembuluh darah. Akibatnya, tipe cedera ini dikenal sebagai
trauma karena perlambatan. Tunika adventisia dapat tetap utuh, walaupun dapat
pula terjadi ruptur atau berkembang menjadi aneurisma palsu. Penyakit
pada arkus biasanya disebabkan oleh aterosklerosis. Nekrosis media kistik seperti
sindroma Marfan, paling berat pada aorta asendens dan sering kali menyebabkan
pembentukan aneurisma.
Gambaran
Klinis
Thoracic
aortic aneurysm
Aneurisma torasika harus cukup besar untuk dapat menimbulkan
gejala. Oleh karena itu, aneurisma mungkin baru ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan radiogram dada. Jika benar-benar timbul gejala, biasanya disebabkan
oleh perluasan dan kompresi pada struktur-struktur yang berdekatan. Kompresi
esophagus, walaupun jarang, dapat menimbulkan gejala disfagia. Kompresi saraf
laringeus rekuren menyebabkan suara serak. Distensi vena di leher serta edema
kepala dan lengan dapat menunjukkan kompresi pada vena kava superior. Nyeri
akibat aneurisma torasika timbul di dada. Aneurisma dapat menyebabkan nyeri
akibat erosi pada kolumna vertebralis dan kompresi pada saraf spinal.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis aneurisma ini dapat dilakukan pemeriksaan
foto rontgen. Pada pemeriksaan foto rontgen akan memperlihatkan
pelebaran mediastinum, pembesaran aortic knob, atau tertariknya trakea.
Namun pada aneurisma yang kecil khususnya pada saccular aneurysm, foto
rontgen akan sulit memperlihatkan adanya aneurisma.
Aortografi
dapat digunakan untuk mengevaluasi anatomi dari aneurisma dan pembuluh darah
besar. Sedangkan CT-scan sangat akurat digunakan untuk mendeteksi dan
mengetahui ukuran dari aneurisma torakalis. MRI juga digunakan untuk
mendeteksi aneurisma dan melihat anatominya.
MR
Angiografi digunakan untuk melihat anatomi cabang-cabang dari pembuluh
darah aorta, tapi bisa juga digunakan untuk mengevaluasi aneurisma aorta
torakalis.
Penanganan
Endovaskular
stent atau endoprotesis. Merupakan alat yang dimasukkan secara endovaskular
melalui arteri femoralis. Endoprotesis ini seperti selang yang diameternya
dapat dibuat sedimikian rupa hingga menyerupai diameter arteri normal. Dengan
adanya selang ini, darah hanya mengalir melalui selang tersebut, tidak lagi
melalui kantung aneurisma. Akibatnya, risiko trombosis dan ruptur berkurang.
Untuk menjaga agar diameter selang tidak berubah, maka pada selang digunakan
stent.
Masalah yang
sering ditemui saat pemasangan stent diantaranya pemasangan yang tidak mudah.
Diperlukan dokter yang kompeten untuk melakukannya. Sering pula stent sulit
diarahkan ke pembuluh darah yang menjadi tujuan karena biasanya pembuluh darah
teroklusi oleh trombus. Pada bebarapa kasus, aorta ditemukan tidak lurus
melainkan berkelok-kelok. Hal itu makin menambah daftar masalah pemasangan
stent. Keuntungan endovaskular stent daripada bedah konvensional yaitu : tidak
memerlukan insisi abdomen, tidak perlu diseksi retroperitoneal, meningkatkan
fungsi perioperatif kardiorespiratorik, mengurangi respon stress metabolik
selama operasi, meningkatkan fungsi ginjal dan gastrointestinal, dan mengurangi
waktu rawat inap
Indikasi
Pemeriksaan
-
Aneurisma ( Pembesaran pemb. Darah
arteri ),
-
Oklusi ( Penyumbatan ),
-
Stenosis ( Penyempitan ),
-
AVM ( Arteri Vena Malformation ),
-
Trauma, tumor, dll.
Alat
dan Bahan
-
Pesawat sinar x atau C – arm
-
Seat introducer.
-
Guide wire 0,32.
-
Mix Catheter
atau Yashiro 5 Fr.
-
Jarum suntik anastesi.
-
Larutan desinfektan atau Betadine.
-
Lidocain (untuk anastesi).
-
Media kontras visipaque dengan dosis
30 – 40 cc ( sudah di campur dengan Nacl.
-
Outomatic injection.
-
Anestesi local.
-
Marker.
Teknik
Pemeriksaan
1.
Mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan pada pemeriksaan aortografi
thoracal.
2.
Pastikan keadaan pasien dalam
kondisi yang mendukung jalannya pemeriksaan.
3.
Pasien diposisikan supien diatas
meja pemeriksaan dengan sudah memakai baju pemeriksaan.
4.
Tindakan dimulai dengan dokter
mencari pembuluh darah arteri yang besar misal pembuluh
darah femoralis.
5.
Ketika ditemukan lokasi pembuluh
darah arteri yang akan diperiksa, dilakukan desinfektan dengan betadine atau
larutan desinfektan lainnya pada daerah tersebut.
6.
Setelah dilakukan desinfektan,
lokasi pembuluh darah arteri tersebut di anastesi lokal menggunakan lidocain
sebanyak ± 5 ampul.
7.
Setelah di anastesi lokal, introducer seat 5
Fr, dimasukkan ke pembuluh darah femoralis menggunakan
jarum sheldinger 18 Fr.
8.
Mix Catheter dimasukkan
bersamaan dengan guide wire ke dalam introducer seat menuju pembuluh darah
arteri. Ketika catheter sudah masuk kedalam pembuluh darah arteri yang
diinginkan, lalu guide wire di lepas atau dikeluarkan dari catheter dan
kemudian, media kontras dimasukkan dan tampak media kontras mengisi pembuluh
darah arteri pada pelvis.
9.
Apabila media kontras sudah mengisi
arteri yang ada pada thoracal maka
dilakukan pengambilan gambar
10. Setelah
gambar yang ditampilkan bagus dapat memperlihatkan pembuluh darah arteri pada thoracal, maka catheter dan introducer seat dicabut.
11. Daerah bekas
pemeriksaan diberikan betadine dan di tutup dengan kapas. dan dikompresi agar darah tidak keluar
setelah pemeriksaan paling lama 4 jam setelah pemeriksaan.
TEKNIK PEMERIKSAAN AORTOGRAFI THORACAL
Pengertian
|
Melakukan pemeriksaan pembuluh
darah aorta thorakalis.
|
Tujuan
|
|
Indikasi
|
·
Trauma aorta
·
Aneurisma disekting atau aterosklerosis
·
Emboli “steal phenomenon”
|
Alat
|
· Akses
femoralis : kateter Pigtail diameter 6 Fr, panjang 90 cm
· Akses
brakialis : kateter pigtail 5 Fr, 60 cm
Giudewire standard, diameter 0,030 inch, bentuk “J”
|
Pemberian kontras
|
Konsentrasi
Yodium 350 mg I/ml, dosis 25-30 ml/det, volume total 60-80 ml
Pemasukan
kontras biasa secara manual atau dengan menggunakan automatic injector
|
Prosedur
|
Memasukan kateter pigtail harus
selalu dengan tuntunan guidewire, dengan bantuan fluoroscopy lalu ujung
kateter diletakan sedikit diatas katup aorta (aorta asendens), posisi 35-450
RPO (bila perlu ditambah posisi AP atau LPO)
|
Penilaian
|
Pembuluh darah yang diperiksa
dapat ditampilkan dengan baik.
|
Lama Tindakan
|
Sekitar 1-2
jam
|
Komplikasi
|
·
Perdarahan: dari yang ringan sampai berat
·
Thrombus
·
Infeksi
·
Alergi
|
Wewenang
|
Pokja radiologi Intervensional
|
Unit Yang Mengerjakan
|
Pokja radiologi intervensional
|
Dokumen Terkait
|
·
Surat pengantar dari dokter / klinisi
·
Surat persetujuan tindakan
|
Referensi
|
Daftar Pustaka
Anonim (2008-last update),
“Aneurisma Aorta Abdominalis”, (Mentorhealthcare), Available : http://www.mentorhealthcare.com/news.php?nID=173&action=detail
(Accessed : 28 Juli 2008)
Anonim (2008-last update), “Aneurisma Aorta Torako-Abdominal”, (Website Bedah Toraks
Kardiovaskular Indonesia), Available : http://www.bedahtkv.com/index.php?/e-Education/Vaskular/Aneurisma-Aorta-Torako-Abdominal.html-index
(Accessed : 28 Juli 2008)
Braunwald, Eugene.1996.Textbook
of Heart Disease, 5th ed, McGraw-Hill Companies, USA
Topol, Eric J.2002.Textbook of
Cardiovascular Medicine, 2nd ed, Philadelphia